Analisa Teknologi Infrastruktur Perusahaan Telkomsel Indonesia


Telkomsel, anak usaha milik Telkom Indonesia yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi seluler berbasis GSM. Perusahaan ini pertama kali beroperasi pada 26 Mei 1995 dengan produk pertamanya layanan pascabayar kartuHALO. Terdaftar di BEI dengan kode TLKM dan mayoritas sahamnya dipegang oleh pemerintah Indonesia.

Telkomsel adalah salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 139,3 juta pelanggan per 31 Desember 2014 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007. Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.

Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011. Telkomsel meluncurkan secara resmi layanan komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia. Layanan Telkomsel 4G LTE memiliki kecepatan data access mencapai 36 Mbps.


Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas lebih lanjut mengenai Standar ITIL (Information Technology Infrastructure Library) yang diterapkan pada perusahaan Telkomsel Indonesia. Dan pembahasan kali ini lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi.

Pada perusahaan Telkomsel, penggunaan ITIL dalam sistem audit internalnya hanya melibatkan 3 macam Service, yaitu Service Monitoring and Performance Reporting, Service Operation dan Service Level Management.

Kelima bagian tersebut adalah:

1. Service Strategy

Memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM (IT Service Management) pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
a.       Service Portfolio Management
b.      Financial Management
c.       Demand Management

Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

2. Service Design

Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio atau koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya. Ruang lingkup Service Design tidak hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinuitas layanan maupun kinerja dari layanan.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
a.       Service Catalog Management
b.      Service Level Management
c.       Supplier Management
d.      Capacity Management
e.       Availability Management
f.        IT Service Continuity Management
g.      Information Security Management

3. Service Transition

Menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
a.       Transition Planning and Support
b.      Change Management
c.       Service Asset & Configuration Management
d.      Release & Deployment Management
e.       Service Validation
f.        Evaluation
g.      Knowledge Management

4. Service Operation

Merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
a.       Event Management
b.      Incident Management
c.       Problem Management
d.      Request Fulfillment
e.       Access Management

5. Continual Service Improvement

Memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle.

Saran :

a.       Lebih meningkatkan insfrastruktur jaringan di daerah–daerah yang masih kesulitan untuk mengakses jaringan Telkomsel seperti memperbanyak tower, kabel telepon dan jaringan nirkabel.
b.      Untuk hal itu memang perusahaan sudah menentukan besarnya tarif internasional dilihat dari harga yang sudah mereka tetapkan.
c.       Dalam menjalankan tugasnya, internal audit agar tetap diberikan keleluasaan dan dukungan dari pihak manajemen sehingga proses pemeriksaan tidak terhambat hanya dikarenakan adanya perintah atasan yang pada kondisi tertentu dapat membuat pemeriksaan menjadi tidak lancar.
d.      Tanggung jawab internal audit agar disosialisasikan oleh pihak manajemen sehingga internal audit tidak dianggap sebagai pencari kesalahan melainkan sebagai pembina dalam meningkatkan pengendalian sejalan dengan perusahaan.
e.       Diharapkan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih sesuai dan tepat janji sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar pelanggan tidak merasa kecewa dan menganggap perusahaan tidak tepat waktu dalam memberikan solusi dari masalah yang pelanggan keluhkan.

Demikian pembahasan yang dapat saya berikan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca, kurang lebihnya mohon maaf. Terima Kasih.

Daftar Pustaka :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Aplikasi PhotoMath

Implementasi Terhadap Grafik Komputer dan Pengolahan Citra

Perbedaan Business Relationship Management (BRM) dan Service Level Management (SLM)